Freewebs Site Builder - NGOBROL BARENG - 86a: "KEPEMIMPINAN PEMUDA IDEAL
Tantangan yang akan kita hadapi di masa depan sangat ditentukan oleh bagaimana wajah Indonesia di masa kemarin. Sirkulasi rulling elite berjalan lamban, tapi kita lihat sudah ada arah yang jelas. Kalau kita berbicara tentang anak muda, kita tidak boleh menempatkan diri pada tataran lokal saja, tetapi harus dilihat pada tataran global, sekurang-kurangnya benua Asia. Karena anak muda dibutuhkan tidak hanya di dalam negeri, tapi juga di seluruh dunia. Apa yang dirasakan PT Pertamina sekarang dalam mensiasati gejolak harga minyak dunia dan persaingan antara perusahaan minyak global, misalnya, kalau tidak segera dibereskan, maka Pertamina akan tumbang. Di tingkat korporasi bisnis, pada waktu 15-20 tahun lagi, persaingan bukan lagi di tingkat institusi, melainkan sudah sampai tingkat individu. Kompetitor kita nanti adalah anak-anak dari luar negeri dan orang asing yang datang ke Indonesia untuk mencari profesi yang bonafid.
Supply pemimpin dapat dilihat dari universitas-universitas terkemuka (dulu), tapi kini lama-kelamaan posisinya bisa jadi datang dari universitas luar negeri. Pemuda Indonesia harus punya keunggulan berdasarkan: basis pengetahuan (state of knowledge), kemampuan berbahasa asing, sikap profesional, dan peluang membuka dan mengembangkan akses capital. Keseimbangan peran civil society, state, and market seharusnya dijawab melalui peningkatan kualitas pendidikan nasional. Selama ini yang disiapkan hanya civil society dan state saja, tapi market-nya masih kurang. Sehingga pemuda berstatus sarjana masih kesulitan mencari kerja, apalagi menciptakan lapangan kerja baru Indonesia.
Dalam sejarah perjuangan bangsa Indonesia, pemuda selalu menempati peran yang sangat strategis dari setiap peristiwa penting yang terjadi. Bahkan dapat dikatakan bahwa pemuda menjadi tulang punggung dari keutuhan perjuangan melawan penjajahan Belanda dan Jepang ketika itu. Peran tersebut juga ttap disandang oleh pemuda Indonesia hingga kini; selain sebagai pengontrol independen terhadap segala kebijakan yang dibuat oleh pemerintah dan penguasa, pemuda Indonesia juga secara aktif melakukan kritik, hingga mengganti pemerintahan apabila pemerintahan tersebut tidak lagi berpihak ke masyarakat. Hal ini dapat dilihat pada kasus jatuhnya Pemerintahan Soekarno oleh gerakan pemuda, yang tergabung dalam kesatuan-kesatuan aksi mahasiswa dan pemuda tahun 1966. hal yang sama juga dilakukan oleh pemuda dalam menumbangkan pemerintahan Soeharto 32 tahun kemudian. Peran yang disandang pemuda Indonesia sebagai agen perubahan (Agent of Change) dan agen kontrol social (Agent of Social Control) hingga saat ini masih sangat efektif dalam memposisikan peran pemuda Indonesia. Sebab, sebagai sebuah negara dengan wilayah yang besar dan pendidikan politik masyarakatnya yang relatif rendah, setiap pemerintahan yang berkuasa di Indonesia akan cenderung melakukan penyimpangan dalam setiap kebijakannya. Hal ini dimungkinkan karena masyarakat sebagai stakeholder Republik Indonesia secara politis belum cukup aktif dalam mengupayakan pengkontrolan terhadap kebijakan dan prilaku politik penguasanya, sehingga peran pemuda dalam hal ini menjadi sangat penting dalam menstimulus partisipasi politik rakyat dalam upaya mengontrol setiap kebijakan yang dibuat penguasa."
Sabtu, 24 Januari 2009
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar